Kamis, 03 Oktober 2013

pedih

aku tau kamu lelah...
kamu ingin sejenak berdamai dengan waktu
terpampang jelas dalam goresan tinta kepedihan
terukir dalam raut wajah kebingungan...
kamu.....parau merayu

ya... aku tau kamu pun sulit
tapi haruskah kepedihan ini aku rasakan
haruskah aku nikmati rasa yang berbeda
pedihku dan pedihmu
kenapa kamu pisahkan.

apakah kamu tak yakin bahwa aku mampu menelan pil pahit kehidupan tanpa harus ada air sebagai pendorongnya.

apakah kamu ragu bahwa aku tangguh dalam mendaki gunung curam.

kamu salah..... kamu tak mengenalku
kenapa kamu hentikan langkahku
kenapa kamu meminta ku turun gunung
sedangkan waktu telah mengujiku
sedangkan mimpi telah menanti.

kini aku bersungut di kaki gunung yang kau daki
berharap kamu kembali meraih jemari
dengan tetap ku dongakan kepala
di bumi terjal vertikal.

kamu tau sayang...
puncak itu masih jauh
dan kamu butuh kawan yang menemanimu mendaki
bukan yang menantimu dipuncak.
atau justru berharap kau kan turun gunung dan kutemui
bukan itu sayang....

namun... aku takan menantimu di puncak
ataupun tetap di kaki gunung ini
aku akan terus mendaki
dan kan ku temui orang yang menginginkanku
mendaki bersamanya
menuju puncak dan menikmati indahnya bumi diatas sana.
bukan yang pergi 
apalagi meragukan ketahananku

"kalo kamu harus pergi meninggalkan aku hanya karena kePAPA-anmu...kamu tak percaya bahwa aku sanggup hidup hanya dengan udara dari tuhan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar