Selasa, 24 September 2013

mister MZ II

dear mister...

pas aku liat ada sms masuk dari kamu hati aku sedikit senang namun ketika ku baca perlahan dan seksama ternyata isi sms itu bahkan nyaris membuatku tak mampu tersenyum ataupun menangis...

semua bercampur baur dari rasa lega, kecewa, dan sedih bahkan tak ada tetesan air mata dipipiku ketika ku selesai membacanya hinga berkali-kalipun aku membacanya. tak ada nyaris tak ada


namun entah bagaiamana tetiba bayangan ummi, bapak dan adik-adikku menyapa ingatanku tak kuasa rasanya harus menyampaikan ini pada mereka terutama ummi yang terlalu besar harapannya atas hubungan ini. dan akhirnya karena mereka lah bulir-bulir air mata ini meleleh melintasi pipi yang mulai mengeras menahan kepedihan.

pelan namun pasti hal ini sudah ku persiapkan sejak awal, ya mempersiapkan diri  menerima kenyataan dan keputusan Alloh karena hanya itu yang aku bisa lakukan dan hanya alloh lah yang tau mana yang terbaik untuk kita dan Alloh selalu memiliki rencana indah yang tak bisa dinalar oleh manusia.

mas... mungkin memang aku bukan yang terbaik yang kan mendampingi di masa depanmu merajut mimpi tentang keluarga, menjadi mujahidah dan madrasah untuk anak-anak mu kelak. aku tak mampu lagi menuliskan apapun tentangmu, tentang hari yang pernah kita lewati, dan tentunya tentang pulang kampung. ia pulang kampung... entah kenapa aku selalu ingin bisa menjadi salah satu bagian dari ritual tiap menjelang lebaran ya itu pulang kampung dan denganmu aku berharap bisa menjadi bagian dari itu tapi ya sudahlah....

katanya sehabis gelap terbitlah terang.... setelah mendung turun hujan kan ada pelangi... dan katanya setelah kepahitan akan ada manis yang tak ternilai. katanya sih kata mereka yang mungkin mereka pernah berada di situasi gelap sendirian menanti cahaya datang, kata mereka yang menanti diteras rumah kala gerimis datang di siang bolong atau kala sang surya mulai kelelahan diguyur hujan maka sebagai upahnya tuhan melukis langit dengan warna-warni demi kecerian sang matahari atau para makhluk bumi. pun kata mereka katanya gula itu manis karena mereka tau kopi tanpa gula itu pahit dan akan terasa nikmatnya kopi jika ada gula, mungkin saja jika mereka tak memiliki kadar gula tinggi...

lagipula sudah ku tuliskan dalam surat untukmu yang memang tak berniat ku sampaikan padamu bahwa aku sedang menanti keputusan Alloh saja.

sudahlah tanganku mulai terasa panas dan entah kenapa setiap hati ini terluka maka jemari ini memanas...seolah menolak untuk menuliskan kepedihan hati sang empunya. namun aku berharap ini bukanlah keluhan melainkan hanya sebagai memorendum bahwa kamu pernah ada di hidupku dan ...juga hatiku. ya pernah ada.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar