hingga detik ini hingga sakit yang terlanjur hadir atas izin yang teramanahi saya biarkan luka itu tertoreh.... sungguh hati ini terlalu kecewa pada kenyataan sikap bahwa saya tak mampu membentengi diri dengan ilmu dan pekerti yang sudah orang tua sejak dini tanamkan.
ummi selalu mewanti-wanti bahwa pada hakikatnya wanita adalah bunga mawar yang indah di pandang namun banyak duri disekelilingnya.
saya ratapi dalam-dalam keinginan hati bahwa hingga saat ini saya tetap ingin menikah tanpa pacaran, tanpa harus berdua-duaan dengan lawan jenis tanpa mahrom dengan tujuan saling mengenal mungkin terdengar munafik dan klise tapi itulah sejujurnya jeritan hati saya.
saya tak peduli jika orang lain menyebutkan bahwa tak bisa menikah tanpa pacaran karna ini zaman modern bukan zaman dahulu kala yang dijodoh-jodohkan layaknya siti nurbaya...tapi disini saya ingin menjelaskan bahwa berpacaran tidak menjamin akan berjodoh.
mungkin terdengar naif jika saya mengatakan bahwa pacaran tidak menjamin pada pernikahan tapi alangkah indahnya jika suatu hubungan halal dengan niat ibadah diawali dengan tindakan yang dinamakan atas cinta yaitu pacaran. ini masih menjadi perdebatan saya dengan aku (red:sisi lain dari saya).
saya tetap percaya bahwa pacaran bukan jalan kebaikan menuju pernikahan meski dengan cover pacaran islami itu seperti anda sholat tapi tidak berwudhu bagi saya.
saya tau saya pernah merasakannya pula dan banyak madhorot didalamnya percayalah saya berkata demikian bukan karna saya gagal dalam menjalaninya tapi setiap saya berusaha menjalin hubungan dengan lawan jenis hati saya tidak damai tidak tenang merasa ketakutan bahwasanya alloh tidak ridho dengan apa yang saya lakukan. biarlah mereka berfikir apapun tentang saya namun setiap kali saya memiliki hubungan dekat dengan pria saya takut salah langkah karena pacaran adalah sesuatu yang tidak diperintahkan dalam islam sesuatu yang dilarang. saya memang bukan orang baik, belum pula sholehah layaknya seorang muslimah namun saya manusia yang sedang belajar berproses menjadi lebih baik.
bagaimana nanti jika saya memiliki putra dan bertanya bagaimana ayah dan ibunya bisa menikah??? apakah saya akan menjelaskan bahwa kami berpacaran. lalu jika putra kami kelak bertanya bagaimana pacaran ayah dan bunda ketika dahulu?? apakah saya akan menjelaskan sesuatu yang sesungguhnya setiap orang tua tidak menginginkan keburukan kepada anaknya.??? mungkin ini hanya ketakutan saya saja tapi saya ingin dengan bangga menceritakan betapa ayah dan bundanya di pertemukan dengan jalan yang alloh ridhoi dan dipersatukan atas izinNYA dengan penuh keridhoannya berharap menjadi benar2 peyempurna separuh agama dan niat ibadah.
setiap orang tua pasti ingin mengajarkan kebaikan apalgai sebagai seorang muslim pasti ingin mengajarkan akidah yang baik, keburukan dimasa lalu orang tua tak ingin anaknya kelak melakukannya pula.
namun betapa saya mendambakan suatu proses yang indah yang sedari awal selalu melibatkan alloh didalamnya. hingga akad itu diijabkan hingga para malaikatpun turun untuk mendoakan.... betapa indahnya jika suatu pernikahan diawali dengan sebuah proses yang selalu mengingatkan kita pada alloh, melibatkanNYA untuk sebuah penyempurnaan separuh agama.
bukankah hidup untuk mecari ridhoNYA.....
tulisan ini hanya sebagai pengingat bahwa sedianya seorang hamba selalu ingin melakukan hal kebaikan.
YA Alloh saya ingin Menikah tanpa melalui proses pacaran dengan sejuta alasan apapun..... saya tidak ingin membuat kecewa diri saya sendiri...Engkau mengetahui apa yang ada dalam hati ini.... beri jalannya dan permudahlah langkah kami untuk bertemu ditempat indah untuk mengikatkan tali suci atas keridhoanMU.....
banyak hal yang saya takuti dalam hidup ini... namun bukan ketakutan akan hal yang biasanya.. ketakutan bahwa setiap hal yang saya lakukan tanpa atas ridhoNYA. mungkin tulisan ini pun tak berarah dan tak memiliki makna namun inilah si pencari cahaya..... sebuah tulisan dari seorang yang fakir ilmu.